Senin, 07 November 2011

Perkembangan, ciri-ciri dan tugas masa bayi


post. by phury 08 Nov 2011

A. MASA BAYI
Masa bayi disebut juga periode vital, karena kondisi fisik dan mental bayi menjadi pondasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Bayi yang baru lahir dan sehat dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya dan melakukan tugas- tugas perkembangan tertentu. Pada awalnya memang seorang bayi tidak berdaya namun lama- kelamaan bayi tersebut akan berusaha untuk menjadi mandiri hingga ulang tahun kedua, mereka akan memulai dengan tahun yang baru yakni kanak- kanak.

Ciri- ciri masa bayi:
 masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya
v
Ada empat hal yang menyebabkan masa ini dianggap penting
1) sifat- sifat mulai terbentuk entah baik atau buruk, entah bermanfat atau berbahaya.
2) Masa yang mudah untuk memperbaiki kekeliruan pemahaman.
3) Kebiasaan yang mempengaruhi pribadi dan sosial.
4) Tahap pembelajaran yang mudah diterima.
 masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat,
v
berkembang baik secara fisik atau psikologis. Pertumbuhan dan perubahan intelek akan berjalan sejajar dengan perubahan fisik dan bayi pun mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan
 masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan
v
berkurang nya ketergantungan pada orang lain merupakan efek dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi beradaptasi atau bergerak bebas.
 masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas
v
pada masa ini bayi dituntut untuk lebih mandiri dalam penampilan dan pola- pola perilaku maka bayi harus diperlakukan sebagai individu.
 masa bayi adalah permulaan sosialisasi
v
egosentrisme, yaitu diri bayi yang muda belia, cepat berubah menjadi keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial dengan memprotes kalau dibiarkan sendiri selama beberapa waktu dan dengan mencoba memperoleh perhatian dari orang lain melalui segala macam cara yang dapat dilakukannya.
 masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggolongan peran seks.
v
masa ini merupakan masa dimana bayi dididik untuk dikenalkan dengan kebiasaan menurut jenis kelaminnya masing- masing.sehingga bagi bayi perempuan terlihatlah secara otomatis kelemahanya yaitu suka menangis dan tanda lainnya, serta sebaliknya.
 masa bayi adalah masa yang menarik
v
bayi terlihat menarik mungkin dari bentuk tubuhnya dan apabila diberi selimut atau baju yang lucu akan semakin menarik. Jika sifat ketergantungan mereka semakin berkurang maka kemenarikan mereka juga berkurang
 masa bayi adalah permulaan kreativitas
v
bayi memang lemah namun ia selalu belajar mengembangkan minat dan memulai kreativitas kemudian menyesuaikan diri dalam lingkungan.
 masa bayi adalah masa berbahaya
v
bahaya bisa terjadi kapan saja terutama pada masa bayi, karena bahaya ini dapat berupa fisik dan psikologis yang berakibat sangat fatal bagi perkembangn si bayi.

B. TUGAS DALAM PERKEMBANGAN MASA BAYI
Memang tugas dalam masa bayi ini sangat berat bagi mereka namun itu adalah dasar untuk menuju masa kanak- kanak, jika mereka mampu maka mereka bisa , namu jika mereka lamban maka ke depannya juga akan lamban.

C. PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik sangat penting dipelajari, karena baik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilaku sehari- hari. Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada bayi terjadi secara berangsur- angsur , sesuai dengan pertumbuhan umurnya. Sehingga setiap anak mempunyai pertumbuhan yang berbeda-beda. Meskipun pada umumnya memiliki sedikit kesamaan- perbedaan pada perkembangan fisik antara lain:
a) berat
b) tinggi
c) Proporsi fisik
d) Tulang
e) otot dan lemak
f) bagian tubuh atau proporsi tubuh
g) Gigi
h) Susunan saraf
i) Perkembangan organ perasa
1) Reflek anak menyusu/ reflek sementara antara lain:
 Reflek mono

 Reflek mencium- cium (roating reflex)

 Reflek hisap

 Reflek genggam:/ reflek Darwin

 Reflek babinski

2) Reflek permanent
 Reflek urat archilles

 Reflek urat lutut (refleks patellain)

 Reflek pupil

sedangkan panca indera antara lain:
1. pencium/ pembau
2. pengecap.
3. indera kulit
4. rasa suhu
5. penglihatan
6. pendengara

D. FUNGSI PSIKOLOGIS BAYI
Masa bayi adalah masa pembentukan pola- pola psikologis fundamental untuk:
a) pola makan:
b) Pola tidur:
c) Pola buang air

E. PENGENDALIAN OTOT
BAYI
Dalam keadaan tidur, pada mulanya tubuh bayi memgalami gerakan- gerakan acak seperti kepala, badan, tangan dan juga kaki. Gerakan- gerakan acak seperti ini akan lebih terkoordinasi jika dilakukan pengendalian otot. Dalam perkembangan pengendalian otot terjadi karena adanya faktor pematangan dan faktor belajar.
1. daerah kepala
pada daerah kepala pola pengendalian bermacam- macam seperti:
 pengendalian mata

 Tersenyum

 Menahan kepala

 berguling

 duduk

2. daerah lengan dan tangan
 tangan

 lengan

 daerah tungkai

F. PERKEMBANGAN BICARA BAYI
Pada perkembanga berbicara seorang bayi harus dapat mempunyai kemampuan yang berbeda yaitu mampu menangkap maksud yang ingin dikomunikasikan orang lain dan mampu untuk berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi disampaikan dalam bentuk bahasa, tulis, lisan isyarat tangan dsb.
Adapun ungkapan prabicara:
a) Menangis
b) Berceloteh
c) Isyarat
d) Ungkapan- ungkapan emosi
Tugas- tugas dalam belajar berbicara
Belajar berbicara mencakup 3 tugas yang cukup sulit bagi bayi:
pengucapan→ membangun kosakata→ kalimat
Jadi tugas- tugas ini harus diterapkan karena ini dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan lingkungan dimasa selanjutnya.

G. PERILAKU EMOSIONAL DALAM MASA BAYI
Pada waktu lahir pola emosi bayi masih sederhana, emosi ini timbul akibat dari berbagai macam rangsangan.
Ada bentuk- bentuk ketakutan karena respons tertentu yang disebabkan oleh:
 Rasa malu, Rasa canggung, Rasa khawatir, Rasa cemas

H. PERKEMBANGAN SOSIALISASI
BAYI
Pengalaman sosial dini merupakan pengalaman menuju masa depan yang berpusat dilingkungan rumah.
Pola perkembangan perilaku sosial
Pola perilaku sosial ada 2:
1. reaksi sosial pada orang dewasa
2. reaksi sosial pada bayi- bayi lain

I. AWAL TUMBUHNYA MINAT DALAM BERMAIN
BAYI
Ciri- ciri bermain bayi :
• tidak terdapat aturan- aturan
• permainan pribadi dan tidak bersifat sosial
• jenis permainan tergantung pada polapola perkembngan
Perkembangan bermain mengikuti suatu pola.
perkembangan dalam masa ini dipengaruhi oleh perkembangan fisik, motorik dan mental. Pola- pola bermain bersifat universal terlepas dari segala perbedaan.
Adapun tahap-tahap pola bermain secara umum:
• sensomotorik→ menjelajah→ meniru→ berpura- pura→ hiburan
nilai bermain dalam masa bayi
bermain adalah aktivitas yang serius dan sebagai dasar kreativitas serta dasar pemecahan masalah. Dan dari situ pula bayi mampu mengenal lingkungannya. 

J. PERKEMBANGAN PENGERTIAN
BAYI
Bayi merupakan makhluk kosong yang harus diisi dan cara kita mengisi haruslah disesuaikan dengan tingkat kecerdasanya.
Bagaimana perkembangan pengertian
Bayi tahu melalui penjelasan sensorik, lalu koordinasi otot, lalu memusatkan pada hal- hal itu barulah ia memperoleh arti menjelang akhir masa bayi ia baru menyusun kata- kata “apa”dll. Pada usia 2 tahun mereka mampu ber- generalisasisederhana berdasar atas pengalaman. Ada beberapa konsep yang berkembang dalam masa bayi:
 konsep ruang, konsep berat, konsep waktu, konsep diri, konsep peran- seks, konsep sosial, konsep keindahan, konsep kelucuan
v

K. PERMULAAN MORALITAS
BAYI
Bayi tidak memiliki hierarki nilai dan suara hati sehingga digolongkan nonmoral. Namun lambat laun mereka akan mampu mempelajari kode moral
Peranan disiplin dalam masa bayi
Tujuan utama disiplin adalah mengajarkan kepada anak, apa yang menurut dia di anggap kelompok sosial sebagai benar dan salah 

L. PERMULAAN PENGGOLONGAN PERAN SEKS
BAYI
Pada akhir masa bayi kebanyakan bayi hampir memiliki komsep yang pasti tentang apa yang harus di lakukan dan di katakana oleh seorang laki –laki atau perempuan dan juga bagai mana ia di harapkan menampilkan dirinya. 

M. HUBUNGAN KELUARGA
BAYI
Hubungan keluarga yang dini merupakan unsur penting bagi perkembangan bayi, sebab hubungan antar keluarga dapat menentukan pola sikap dan perilaku kelak dalam hubungnnya dengan orang lain

N. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DALAM USIA BAYI
Masa bayi peride kritis dalam perkembangan kepribadian
Masa bayi sering disebut “periode kritis” dalam perkembangan kepribadian karena pada saat ini diletakkan dasar dimana srtuktur kepribadian akan dibangun.
Perubahan pola kepribadian pada masa bayi
Sifat kepribadian tertentu berubah walau masih bayi. Perubahan ini dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif 

O. BAHAYA DALAM MASA BAYI
Masa bayi merupakan masa dasar sehingga tak enggan jika masa tersebut merupakan masa berbahaya. Bahaya itu dapat berupa fisik dan psikologis atau keduanya. 

P. KEBAHAGIAAN PADA MASA BAYI
Kebahagiaan pada masa bayi terjadi pada saat kelahiran pertama. Ketergantungan bayi dapat menarik perhatian anak- anak maupun orang dewasa namun pada saat usia 2 tahun bayi merasa kurang bahagia.
Hal ini disebabkan oleh:
v Kesehatan yang buruk, Timbulnya gigi, Keinginan mandiri, Meningkatnya kebutuhan kasih saying, Kecewa dengan peran orang tua, Permulaan untuk disiplin, Penganiayaan anak, Meningkatnya kebencian antar saudara

Perkembangan Emosi Masa Remaja

post. by phury 8 Nov. 2011
Dalam literatur klasik psikologi, emosi merupakan reaksi (kejiwaan) yang muncul lantaran adanya stimulan. Emosi yang sangat fruktuatif (mudah berubah) terjadi pada masa remaja. Remaja sering tidak mampu memutuskan simpul-simpul ikatan emosional kanak-kanaknya dengan orang tua secara logis dan objektif. Dalam usaha itu mereka kadang-kadang harus menentang, berdebat, bertarung pendapat dan mengkritik dengan pedas sikap-sikap orang tua (Thomburg, 1982). Meskipun hal ini sulit dilakukan namun dalam upaya pencapaian kemandirian yang optimal terhadap diri rephury-hawonmaja maka upaya tersebut harus ditempuh.

Fenomena ini menarik untuk dicermati, sebab perilaku anak remaja tersebut bila ditinjau dari perspektif psikologis merupakan upaya pelepasan dirinya dari keterikatan-keterikan orang tua yang dirasa terlalu membelenggu, ia berusaha mandiri secara emosi, dan tidak lagi menjadikan orang tua sebagai satu-satunya sandaran dalam pengambilan keputusan. Ia memutuskan sesuatu atas dasar kebutuhan dan kemampuan pribadi, walaupun pada suatu saat masih mempertimbangkan kepentingan dan harapan orang tua.

Bagi remaja, tuntutan untuk memperoleh kemandirian secara emosional merupakan dorongan internal dalam mencari jati diri, bebas dari perintah-perintah dan kontrol orang tua. Remaja menginginkan kebebasan pribadi untuk dapat mengatur dirinya sendiri tanpa bergantung secara emosional pada orang tuanya. Bila remaja mengalami kekecewaan, kesedihan atau ketakutan, mereka ingin dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya. Meskipun remaja dapat mendiskusikan masalah-masalahnya dengan ayah atau ibunya, tetapi mereka ingin memperoleh kemandirian secara emosional dengan mengatasi sendiri masalah-masalahnya dan ingin memperoleh status yang menyatakan bahwa dirinya sudah dewasa.

Perkembangan kemandirian emosional remaja, tidak terlepas dari penerapan pengasuhan orang tua melalui interaksi antara ibu dan ayah dengan remajanya. Orang tua merupakan lingkungan pertama yang paling berperan dalam pengasuhan anak remajanya, sehingga mempunyai pengaruh yang paling besar pada pembentukan kemandirian emosional remaja. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan seperti I Nyoman Karna (2002), Miftahul Jannah (2004), Risa Panti Ariani (2004) menunjukkan bahwa gaya pengasuhan orang tua yang harmonis, hangat, penuh kasih sayang (authoritative) menunjang perkembangan kemandirian emosional remaja, namun sebaliknya gaya pengasuhan yang penuh dengan tuntutan, orang tua tidak perhatian, penuh dengan sanksi, tidak pernah melibatkan anak dalam pengambilan keputusan akan menghambat perkembangan kemandirian remaja khususnya kemandirian emosional artinya remaja tidak mampu melepaskan diri dari ketergantungan dan keterikatan secara emosional dengan orang tua.

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.

Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.

Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku "pemberontakan" dan melawan keinginan orangtua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orangtua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar.

Untuk mendapatkan kebebasan emosional, remaja mencoba merenggangkan hubungan emosionalnya dengan orang tua; ia harus dilatih dan belajar untuk memilih dan menentukan keputusannya sendiri. Usaha ini biasanya disertai tingkah laku memberontak atau membangkang. Dalam hal ini diharapkan pengertian orang tua untuk tidak melakukan tindakan yang bersifat menindas, akan tetapi berusaha membimbingnya secara bertahap. Usahakan jangan menciptakan suasana lingkungan yang lain, yang kadang-kadang menjerumuskannya. Anak menjadi nakal, pemberontak dan malah mempergunakan narkotika (menyalahgunakan obat).

Referensi :
  • Sarwono, S.W. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Sulaeman, D. 1995. Psikologi Remaja : Dimensi-Dimensi Perkembangan.Bandung: CV Mandar Maju.
  • Alatas, Alwi. 2005. (Untuk) 13+, Remaja Juga Bisa Bahagia, Sukses, Mandiri. Jakarta: Pena.

contoh proposal skripsi Pengaruh Usaha Padat Karya TerhadapPertumbuhan Ekonomi Masyarakat Miskin Di Kota Bima”.

judul  "Pengaruh Usaha Padat Karya TerhadapPertumbuhan Ekonomi Masyarakat Miskin Di Kota Bima"

post. by phury 7 Nov. 2011

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................        1
B. Rumusan Masalah ..................................................................        3
C. Tujuan Penelitian  ..................................................................        3            
D. Kegunaan Penelitian ..............................................................        3
E. Ruang Lingkup Penelitian......................................................       4
F. Definisi Operasional Variabel ................................................        5

BAB II  KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang usaha Padat Karya .................................        6
a. Pengertian Usaha Padat Karya........................................        6
b. Tujuan Usaha Padat Karya..............................................        6
B. Teori Pertumbuhan Ekonomi ..............................................        7
a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi..................................        8
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
    Ekonomi..........................................................................        9
c. Tujuan Pertumbuhan Ekonomi........................................        10
C. Kemiskinan..........................................................................        12
a. Pengertian Kemiskinan....................................................        12
b. Indikator Kemiskinan......................................................        13
c. Penyebab Terjadinya Kemiskinan...................................        15

BAB III METODELOGI  PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .........................................................        17
B. Populasi dan Sampel............................................................        17
C. Instrumen Penelitian ...........................................................        18
D. Prosedur Penelitian .............................................................        18
E. Tehnik Analisa Data ...........................................................        19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Angka kemiskinan dan pengangguran yang cenderung meningkat akhir-akhir ini, Sejak krisis ekonomi menggelinding Juli 1997 masih menyisahkan persoalan –persoalan yang perlu penanganan serius dan terprogram dengan baik.keadaan kian parah akibat  ekonomi global yang melanda  seluruh  Negara di dunia pada saat ini. Bila hal ini tidak didorong dengan upaya menum buhkan wirarausaha baru dan mengembangkan wira usaha yang sudah ada.yakinlah beban pemerintah akan semakin berat bahkan dapat menjadikan bangsa ini miskin berkepanjangan hingga makin sulit keluar dalam lingkaran tersebut.
Untuk mengantisipasi krisis yang berkepanjangan dan menghadapi era  globalisasi serta perdagangan bebas kedepan, pemerintah kita khususnya pemerintah kota  bima, memiliki fisi untuk memperbaiki kota bima, yang salah satunya adalah merencanakan suatu program perbaikan di bidang ekonomi khususnya dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat kota  bima   sehingga  terwujud masyarakat yang adil, cerdas, mandiri, trampil, sejahtera, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana yang menjadi sasaran dan tujuan pembangunan nasional jangka panjang.
Pada dasarnya pembangunan daerah di arahkan untuk menciptakan terwujudnya masyarakat pembangunan dan  hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakan prakarsa dan peran aktif masyarakat serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu. Dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis serta serasi dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatan bangsa.
Dalam upaya pemerataan pembangunan di seluruh tanah air, pembangunan daerah dan kawasan yang kurang berkembang, misalnya dikawasan timur Indonesia, daerah terpencil dan daerah perbatasan perlu ditingkatkan sebagai perwujudan wawasan nusantara (UUD 1945 Tap No. 11/MPR/1993).
Pada umumnya perkembangan dunia usaha dan usaha kecil yang ada di kota bima saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat di segala sektor perekonomian baik jasa maupun barang, hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat Bima sangat meningkat dan  komleks. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian pada badan usaha  yang bergerak disektor perekonomian.
Konsep pembangunan dunia usaha sebenarnya sudah lama dilakukan, seperti dengan membantu berbagai peralatan dan teknologi manajemen usaha, permodalan serta pasar dan informasi pasar. Meskipun ada usaha kecil atau menengah yang maju dan berkembang, namun tidak sedikit jalan ditempat, bahkan ada yang gulung tikar, walupun sudah “dibidani” cukup lama karena semuanya tergantung pada aspek mental pengusaha itu sendiri.
Kalau sebuah usaha telah ada dan tumbuh berkembang ia tentunya memiliki program pengembangan yang telah dituangkan dalam proyek, seperti pelatihan, penelitian, pendampingan maupun bantuan permodalan. Namun bagi yang menganggur diperlukan program tersendiri yakni bagaimana menumbuhkan semangat kewirausahaan agar menjadi wirausaha baru. Dalam hal ini usaha padat karya diarahkan untuk mempercepat pembangunan guna meningatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat pada umumnya  khususnya memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha serta mengisi dan memperluas pasar.
Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul  “Pengaruh Usaha Padat Karya TerhadapPertumbuhan Ekonomi Masyarakat Miskin Di Kota Bima”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di kemukakan rumusan masalah sebagai berikut : Adakah pengaruh usaha padat karya terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat miskin di kota bima ?
C.    Tujuan Penelitian
            Dari uraian rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh usaha padat karya terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat miskin di Kota Bima.
D.    Kegunaan Penelitian
            Kegunaan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini, terdiri dari kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis sebagai berikut:
1.      Secara teoritis
            Untuk menambah khasanah keilmuan dibidang di bidang ekonomi pada umumnya dan dan khususnya mengenai kebijakan ekonomi.
    
2.     Secara praktis
a.     Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan dalam bidang ekonomi.
b.     Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengusaha kecil dalam memperbaiki perekonomiannya.
c.     Membantu memecahkan dan mengantisipasi  masalah yang ada pada objek yang diteliti.
E.     Ruang lingkup Penelitian
1.      Variabel penelitian
Menurut arikunto (2002:104 )”Variabel dalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian”sedangkan yang menjadi variabel penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi dan usaha padat karya dimana pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen, usaha padat karya sebagai variabel independen.
2.      Subyek penelitian
Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah masyarakat miskin kota bima.
3.      Waktu penelitian
Penelitian berlangsung selama 2 (dua) bulan  di mulai dari  bulan Januari  25 sampai dengan 25 Maret 2010.phury-hawonphury-hawon
F.     Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan dari judul penelitian ini, peneliti perlu mendefinisian istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1.      Usaha padat karya adalah suatu usaha yang lebih menekankan pada jumlah tenaga kerja untuk melakukan kegiatan produksi (WWW.padatusaha.com)
2.      Prtumbuha ekonomi merupakan suatu proses naiknya output perkapital yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama dan terus menrus (Bryan Lowes dan Cristhoper Pass,2001).
3.      Masyarakat miskin menurut Sen (1999) kemiskinan lebih terkait pada ketidakmampuan untuk mencapai standar hidup tersebut dari pada apakah standar hidup tersebut tercapai atau tidak.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Usaha Padat Karya
a.      Pengertian Usaha Padat Karya
b.      Jenis Usaha Padat Karya
c.       Tujuan Usaha Padat Karya
B.     Teori Pertumbuhan Ekonomi
a.      Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
b.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
c.       Tujuan Pertumbuhan Ekonomi
C.    Kemiskinan
a.      Pengertian Kemiskinan
b.      Indikator Kemiskinan
c.       Penyebab Terjadinya Kemiskinan
D.    Pengaruh Usaha Padat Karya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi



BAB III
MODEL PENELITIAN 

A.    Rancangan penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis ekonometrika.
B.     Populasi dan sampel
1.      Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generaliasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang  diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Arikunto,2002:108). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat miskin dan pelaku usaha padat karya. yang ada di Kota Bima yang berjumlah 19.550 orang untuk masyarakat miskin dan 10 jenis usaha padat karya.

2        Sampel
Pengambilan sampel yang representatif yaitu mewakili populasi dalam arti semua cirri-ciri atau karakteristik yang ada pada populasi tercermin dalam sampel. Maka untuk sekedar encer-encer, jika subyeknya besar dapat diambil 10% sampai sengan 15% atau 20% sampai dengan 25% atau lebih (Arikunto,2002;112). Berdasarkan pendapat tersebut pada penelitian ini sampel ditentukan dari jumlah sebagian populasi yang besar sampel yang diambil adalah 25% dari jumlah seluruh populasi yaitu sebesar 4888 orang.



C.    Instumen penelitian  
Instrument penelitian adalah alat di gunakan untuk mengukur dan cara yang gunakan sehingga data di jaring. Yang menjadi instrument dalam penelitian ini adalah menggunakan metode dokumen. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental. Dalam hal ini peneliti mengambil data sekunder yang berasal dari instansi pemerintah terutam Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bima mengenai ju8mlah penduduk miskin dan pertumbuhan ekonomi.
D.    Prosedur penelitian 
      Prosedur penelitian merupakan langkah atau tahap dalam melakukan penelitian.dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang harus peneliti lalui yaitu:
1.      Tahap persiapan
a.       Peneliti mengajukan judul skripsi kepada ketua program studi pendidikan Ekonomi pada STKIP Bima
b.      Menyusun proposal  serta melakukan seminar dan pembuatan surat ijin penelitian di lakukan  pada BPS Kota Bima.
2.      Tahap pelaksanaan
a.       Mengumpulkan data
b.      Mengidentifikasi model penelitian di atas secara sistimatis.
c.       Mengelolah data
d.      Menganalisa data 

E.     Teknik Analisa Data
      Dalam hal analisis data kualitatif Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistimatis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan berupa analisis deskriptif dan analisis ekonometrik. Analisis deskriptif yaitu dengan menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik sedangkan analisis ekonometrik yaitu analisis yang dilakukan dengan menggunakan panel data. Hal ini dilakukan untuk menelaah pengaruh usaha padat karya terhadap pertumnuhan ekonomi dan faktor-faktor lain terhadap kemiskinan. Panel data yang digunakan dalam ekonometeik adalah time series tahun 2003 sampai dengan 2008.


DAFTAR PUSTAKA

Amir,A.1997.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah STKIP Bima, Bima:CV. Usaha Tunggal

Rians usman, Abdi 2008.Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi.Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
­­­